Saturday, April 20, 2024
INFO MEP

Menerapkan Talaqqi Sejak Dini

Anak merupakan karunia dari yang maha kuasa yang harus dibina dan dibekali pendidikan serta modal agama yang kuat untuk membentengi dirinya di kemudian hari. Anak ibarat kertas putih kosong yang belum ada tulisan, coretan ataupun goresan sedikitpun.
Mendidik anak adalah tugas dan tanggung jawab orangtua bukan hanya tugas guru di sekolah. Untuk itu, sebaiknya jangan membebankan tugas mendidik hanya kepada guru di sekolah saja, melainkan orang tua pun harus memiliki peran yang penting dalam mendidik anak. Guru dan orang tua harus sinergis dalam membentuk dan membina anak sesuai dengan potensi yang dimilikinya.
Anak usia dini yaitu usia TK dan usia SD adalah usia yang sangat bagus dalam belajar, karena di usia ini mereka memiliki kecepatan memori yang bagus dalam menyerap dan menghafalkan pelajaran-pelajaran yang diberikan. Apapun yang disampaikan oleh orangtua atau oleh guru akan mudah terekam dengan baik di memori mereka.
Ucapan yang disampaikan oleh guru ataupun orang tua akan dengan mudah ditiru. Perbuatan yang di lakukan oleh guru akan lebih mudah terekam di dalam otaknya, maka hati-hatilah sebagai guru ataupun sebagai orang tua dalam berkata dan bertindak, karena kedua hal ini akan mudah di-copy paste oleh mereka.
Ada baiknya kita tidak menyalahkan anak-anak anak berkata yang tidak baik atau ketika anak-anak berbuat yang tidak benar, akan tetapi kita harus berintrospeksi diri, sejauh mana kita dalam berkata dan bersikap. Sudah sepantasnya bagi Anda yang berprofesi sebagai pendidik atau guru di sekolah berkatalah dan bertindaklah sesuai dengan norma agama, orang tua dirumah berkata dan berbuatlah sesuai norma dan etika agama pula Insyaallah anak akan menjadi pribadi yang baik, pribadi yang berkarakter, pribadi yang tangguh dalam agama, serta menjadi pribadi yang bisa meneruskan cita-cita orang tua dan membanggakan umat dan bangsa.
Di usia TK dan SD anak akan dengan mudah merekam apa yang dia dengar, maka manfaatkan potensi itu dengan memberikan pengajaran yang utama, dan yang utama dalam islam adalah pelajaran Al-Qur’an.
Anak diajarkan membaca Alquran dan menghafal Al-Qu’ran sejak dini karena membaca dan menghafal Al-Qur’an sejak dini itu akan mudah ditangkap akan mudah direkam dalam memori anak tersebut. Hal ini adalah satu upaya untuk membentuk anak Qurani yang mampu hafal Quran sejak dini, sehingga kelak nanti di kemudian hari anak hafal dengan sumber dari agama Islam yang utama yang menjadi rujukan dalam keislaman.
Talaqqi sejak dini tidak harus dilakukan oleh seorang guru di sekolah, bisa juga dilakukan oleh orang tuanya di rumah atau oleh siapapun yang berada di rumah, intinya adalah dengan talaqqi dalam metode pembelajaran ini seorang anak membacakan Al-Qur’an di depan kita disimak lalu kita di perbaiki apa yang salah dan diberikan apresiasi apabila dia mampu menunjukkan prestasi.
Talaqqi sejak dini ini sudah sejak dahulu dilakukan oleh Nabi dan sahabat. Bagaimana Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam mengajarkan al-quran sejak dini kepada sahabatnya termasuk Ali bin Abi Tholib dan juga yang paling terkenal adalah sahabat yang cerdas sejak kecil yaitu Ibnu Abbas. Dia adalah orang yang sangat cerdas dalam menghafal Alquran sehingga dijuluki dengan pakar tafsir. Sahabat yang lain kalau bertanya tentang Tafsir Alquran pasti dia bertanya kepada sahabat Ibnu Abbas.
Diriwayatkan dalam suatu kisah. Pernah suatu hari Ibnu Abbas di tanya tentang tafsir surat annashr. Sahabat yang lain tidak ada yang tahu tafsir surat annashr. lalu kemudian Ibnu Abbas menjelaskan isi kandungan surat annashr itu, yaitu sebentar lagi tugas kenabian Muhammad akan berakhir seiring dengan banyaknya orang orang masuk islam. Begitulah penjelasan Ibnu Abbas dalam tafsirnya.
kembali ke metode talaqqi. Dalam metode talaqqi ini ada beberapa panduan di antaranya:
1.Guru mendemonstrasikan bacaan Alquran pada anak.
2. Anak menirukan bacaan yang didemonstrasikan oleh guru.
3. Anak mengulang bacaan yang dicontohkan oleh guru 20 kali
4. Anak mengulang bacaan yang dicontohkan oleh guru 5 kali, setiap 5 kali dia istirahat 1 menit. ( hitungan pengulangan bacaan boleh dihitung dengan cara menuliskan pagar Turus di atas kertas sampai 5 kali ) sehingga memudahkan dalam penghitungan pengulangan bacaan Al-Qur’an.
5. Guru bisa juga menambahkan permainan berkaitan dengan Alquran untuk suasana belajar lebih interaktif
6. Guru menerima setoran hafalan anak dimulai dari siswa yang berani tampil ke depan.
7. Guru memberikan apresiasi kepada anak yang berprestasi dan memberikan motivasi kepada anak yang belum berprestasi
8. Jangan lupa ucapkan terimakasih kepada semua anak yang telah belajar dengan tertib pada hari itu.

Begitulah panduan sederhana dalam metode talaqqi al-Qur’an.

Manfaatkan waktu yang kita miliki saat ini dengan banyak berinteraksi dengan anak dalam mengajarkan Alquran.
Waktu yang paling pas dalam mengajarkan Alquran adalah ketika setelah shalat magrib. orang tua berkumpul dengan anak-anak dan juga istri salat berjamaah, kemudian membuat lingkaran.
Kegiatan pembelajaran Alquran bersama-sama di rumah cukup dengan durasi 30 menit saja atau maksimal sampai dengan salat Isya.
Kalau hal ini secara kontinyu kita lakukan maka kita akan mendapatkan hasil yang memmuaskan dalam belajar al-Qur’an.
Talaaqi sejak dini sangat cocok dilakukan dalam kondisi pandemi covid-19 sekarang ini , dimana banyak aktivitas orang tua dan guru berada di dalam rumah. Rumah harus dijadikan tempat belajar dan juga tempat membina anak-anak kita dalam membaca dan menghafal Quran.
Sehingga rumah yang kita huni adalah rumah yang memiliki keberkahan, karena rumah yang memiliki keberkahan itu adalah salah satu cirinya adalah rumah yang didalamnya dibacakan al-qur’an.
Covid-19 Jangan dijadikan sebagai hambatan dalam mendidik dan membina putra-putri kita dalam menghafal Alquran, justru ini harus dijadikan salah satu momentum bagi kita untuk lebih dekat lagi dengan anak.
Semoga putra-putri kita bisa menjadi generasi Qurani yang mampu berdaya saing secara global menghadapi tantangan yang Berarti di depan sana tentunya dengan memiliki bekal pondasi agama yang baik dimulai dari kemampuan membaca Alquran.

Semoga bermanfaat.

Ditulis oleh Bambang Kurniawan (Penulis, Pengajar Talaqqi, Guru Mutiara Embun Pagi Islamic Elementary School)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *