Rahasia Kesembuhan Hati
Sering kita dengar satu ungkapan, “luka fisik mudah diobati, tapi luka hati kemana obat hendak dicari?” Ungkapan ini seolah-olah mengatakan bahwa tidak ada yang namanya obat hati, atau dengan kata lain luka hati tidak akan pernah bisa sembuh. Sesungguhnya, tidak ada luka yang tidak bisa disembuhkan, tinggal sejauh mana kita berikhtiar dalam rangka mencari kesembuhan. Luka hati pun, pasti bisa disembuhkan.
Kunci utama dari usaha untuk melakukan penyembuhan atas hati yang tersakiti adalah “tindakan” pemaafan. Mengapa saya menggunakan kata “tindakan”? Ya, karena sekedar ucapan maaf saja tidak cukup. Anda boleh saja berkata, “Ya, aku maafin kamu.” Akan tetapi perilaku anda tidak menunjukkan bahwa anda memaafkan si pembuat salah. Anda memaafkan, tapi anda tidak mau bertemu lagi dengannya, tidak mau bicara dan bertegur sapa seperti sedia kala. Anda memaafkan, tetapi tidak lagi mau menyunggingkan senyuman saat berpapasan dengan si pembuat salah. Pada dasarnya anda belum memaafkan, anda baru hanya sebatas “mengucapkan” kata-kata pemaafan.
Jika itu yang dilakukan, luka itu tidak akan pernah bisa sembuh. Seseorang mungkin beranggapan seperti ini, “Luka hatiku malah akan semakin dalam jika aku melupakan semua kesalahan yang dia perbuat. Dengan tidak lagi berbicara dengannya itu akan jauh lebih baik, itu adalah hukuman yang pantas buatnya. ” Hal tersebut mungkin bisa dianggap benar jika orang yang berbuat salah tidak menyadari kesalahannya, hal ini merupakan bagian dari upaya “penyadaran” bagi si pembuat salah. Akan tetapi, lain halnya jika ia sudah mengutarakan penyesalannya, untuk kemudian meminta maaf. Memberikannya kesempatan untuk memperbaiki diri dan menebus kesalahannya dengan kebaikan adalah pintu pembuka untuk memulai proses penyembuhan.
Dengan berbaikan untuk kembali bertegur sapa dan mengembalikan segalanya seperti sedia kala pada keadaan sebelum si pembuat salah melakukan kesalahannya, adalah langkah terbaik yang bisa dilakukan. Langkah berikutnya adalah meminta penjelasan. Kadangkala, seseorang melakukan kesalahan dengan alasan-alasan dan anggapan awal yang ia yakini sebagai tidakan benar, yang dikemudian hari ia sadari sebagai sebuah kesalahan. Seseorang seringkali bertanya-tanya dalam perasaan sakitnya. “Kenapa dia melakukannya?, kenapa dia mengatakannya?, kenapa dia menyakiti perasaanku?” dengan mengetahui alasan mengapa si pembuat salah melakukan kesalahannya, adalah langkah terakhir untuk kesembuhan hati yang sesungguhnya. Setelah mendapatkan penjelasan dan mengetahui alasan-alasan di baliknya, maka bukan lagi perkara susah untuk melakukan tindakan “pemakluman.” Dengan melakukan tindakan pemakluman inilah berarti anda telah melakukan tindakan pemaafan yang sesungguhnya, dengan begitu maka sepenuhnya hati anda akan sembuh dari luka hati yang mendalam.
Untuk kesembuhan hati yang sesungguhnya, mari renungkanlah kata-kata ini.
“Kebencian adalah racun yang menghalangimu untuk berbuat kebaikan, hapuskanlah ia dengan pemaafan. Memaafkan adalah tidak membiarkan dendam menguasaimu, memaafkan adalah membiarkan kebaikanmu terpancar, memaafkan adalah berdamai dengan hatimu sendiri, dan hiduplah dengan bahagia tanpa sedikitpun engkau sisakan ruang dalam hatimu untuk membenci.”
Majalaya, 18 April 2010
Penulis, Mulyadi Sahaja (Penulis, Guru Mutiara Embun Pagi Islamic Elementary Shool)