Sejarah Singkat Mutiara Embun Pagi
Sejarah Singkat Mutiara Embun Pagi
Oleh Dr. Iim Ibrohim, M.Ag. (Praktisi Pendidikan/Dosen Universitas Muhamadiyah Bandung)
Setiap sesuatu tentu ada alasannya. Setiap kelahiran ada sabab musababnya. Begitu pula dengan sebuah lembaga pendidikan di bawah naungan Yayasan Mutiara Embun Pagi yang saat ini beralamat di Jl. Oma Anggawisastra No 126 Kecamatan Ibun Kabupaten Bandung.
Sejarah singkat
September 2017, seorang pengusaha muda bernama H. Ujang Ruhiyat menyelesaikan sebuah bangunan cukup megah yang terdiri dari 3 ruang kelas, dan 2 ruang kantor . Sejak lama beliau memimpikan untuk memiliki Lembaga Pendidikan yang di dalamnya diajarkan prinsip-prinsip dasar Islam. Bidikan awal ialah berdirinya Taman Kanak-Kanak Islam, karenanya tidak heran apabila konsep bangunan yang didirikan lebih cocok untuk pembelajaran Anak Usia Dini. Dengan didirikan lembaga tersebut, H. Ujang Ruhiyat yakin keberkahan dan amalan shalehan akan terus mengalir baginya dan keluarga sampai kapanpun selama Lembaga Pendidikan itu berjalan, terkhusus bagi Ibunda yang telah lebih dulu dipanggil Allah swt.
Dengan selesainya bangunan bukan berarti selesai pula cita-cita tersebut, yang ada justru H. Ujang merasa bingung apa yang harus dilakukan berikutnya. Akhirnya, beliau meminta istrinya Hj. Sri Wulan untuk mencari informasi tentang bagaimana tata cara memulai, walaupun beliau sadar bahwa istrinya sama-sama sebagai pengusaha, bukan ahli di bidang pendidikan. Banyak orang komentar miring terhadap apa yang telah diperbuat H. Ujang. Menurutnya yang terpenting untuk berjalannya sebuah lembaga pendidikan bukanlah bangunan megah, melainkan siapa nanti yang akan menjadi peserta didik dan gurunya. Jadi menurut mereka apa yang telah dilakukan H. Ujang yaitu mendirikan bangunan-bangunan tersebut kurang tepat, apalagi lokasinya jauh dari jalan raya. Komentar-komentar tersebut tentu menambah H. Ujang dan istrinya semakin bingung akan nasib bangunan tersebut.
Dengan segala keterbatasan waktu, Bu Hj. Sri Wulan mulai bertanya kepada teman dan kenalan yang bergerak di bidang pendidikan, tetapi informasi yang didapatkan belum membuatnya berani untuk memulainya. Mengelola lembaga pendidikan ialah mengelola manusia atau dalam istilah lain memanusiakan manusia. Apabila salah dalam pengelolaan akan berakibat vital dan susah dalam memperbaikinya. Berbeda sekali dengan pengelolaan material hasil Pabrik yang merupakan benda mati. Apabila salah, mungkin hanya produk itu saja yang gagal dan tidak banyak berdampak pada yang hal lainnya. Selain itu kesibukan H. Ujang dan istrinya dalam mengelola usaha, tidak memungkinkan untuk dapat terjun langsung mengelola pendidikan.
Di lain pihak terdapat seorang bernama Iim Ibrohim yang bergerak dan mencintai dunia pendidikan. Focus pendidikannya linier pada jurusan Pendidikan Islam. Kini Iim Ibrohim masih tercatat sebagai pelaku dan pengelola pendidikan di Lembaga Pendidikan Islam terbaik kota Bandung. Iim Ibrohim hadir di kecamatan Ibun untuk mengikuti istrinya yang ditugaskan di Puskesmas Kecamatan Ibun. Pada saat hendak menyekolahkan anaknya, beliau merasa prihatin karena susah mendapatkan sekolah ideal sesuai standarnya. Andaikan memiliki modal/materi ingin rasanya mendirikan Lembaga Pendidikan Islam di wilayah Kecamatan Ibun. Iseng-iseng Iim Ibrohim meminta dan mengajak kepada Bapak Cece Suherman (Tokoh Masyarakat sekaligus Jamaah shalat) untuk mendirikan Lembaga Pendidikan Islam. Apabila didirikan, Iim Ibrohim menyatakan siap dan bertanggungjawab untuk mengelolalanya.
Pertengahan Nopember 2017, H. Ujang bersilaturahim dan berbincang dengan bapak Cece Suherman. Mereka sudah saling kenal satu sama lain sejak lama. Di tengah obrolannya, H. Ujang menceritakan telah mendirikan bangunan untuk TK, tetapi bingung harus bagaimana dan siapa yang akan mengelola. Mendengar hal tersebut, bapak Cece Suherman langsung ingat kepada Iim Ibrohim dan tanpa ragu langsung menyampaikannya. Gayung bersambut, H. Ujang pun langsung menelpon dan meminta kesediaan Iim Ibrohim untuk memegang dan mengelola lembaga pendidikan tersebut. Pun Iim Ibrohim menyatakan insyaallah bersedia dan meminta waktu beberapa hari untuk menyusun konsep pendidikan yang akan ditawarkan.
Dengan semangat yang sama, walaupun hujan yang cukup deras pada hari Ahad tanggal 18 November 2017, mulai pukul 19.30 – 22.15 WIB dilakukan pertemuan untuk sama-sama menyimak presentasi progress pendirian Lembaga Pendidikan oleh Iim Ibrohim. Pertemuan dihadiri oleh beberapa orang yaitu ;
- Ujang Ruhiyat
- Sri Wulan
- Iim Ibrohim
- Lilis Purwanti (Istri dari Iim Ibrohim)
- Cece Suherman
- Bu Eti (Istri bapak Cece Suherman)
- Bah Yayat
- Ceu Imas (warung)
Materi presentasi bertemakan tahap awal pendirian Lembaga Pendidikan Islam, yang di dalamnya dibahas pula unsur-unsur penting pendidikan Islam, jadwal rekrutmen Calon Peserta Didik, Tenaga Pendidik dan Kependidikan, kurikulum, sarana pendukung dan lain sebagainya. H. Ujang dan istrinya menyatakan sepakat, menyerahkan pengelolaan dan siap untuk membiayai semua operasional pendidikan.
Sebagai identitas lembaga pendidikan, Iim Ibrohim mengusulkan beberapa nama di antaranya;
- Baitur Rahmah
- Parent’s dream
- Salsabila
- Harapan Bunda
- Réna Darana
- Ambu Darana
- Nur Fariha
- Bunda Kumala Kumara
- Embun Pagi
- Qurrata A’yun
Dengan berbagai pertimbangan dan melihat sisi filoshofi nama, Lembaga Pendidikan yang akan didirikan mengerucut kepada sebuah nama yaitu Embun Pagi. Embun Sendiri disandarkan pada nama kecamatan yaitu Ibun yang berarti Embun. Sedangkan pagi menunjukan waktu ideal bagi kejernihan air Embun. Anak kecil memiliki kesucian jiwa sebagaimana kejernihan Embun di Pagi Hari, sehingga harus benar-benar dibina dengan sebaik-baiknya. Selain itu, dalam shalat rasul biasa berdoa kepada Allah swt meminta dibersikan segala dosa salahsatunya dengan menggunbakan air Embun.
Dengan mengacu pada hasil presentasi, tahapan ke-1 yang dilakukan ialah mensosialisasikan program ke masyarakat umum. Kegiatan disertakan dengan pengajian Umum sekaligus launching TK yang dilaksanan pada hari Ahad tanggal 24 Desember 2017, pukul 09.00 – 12.00 WIB. Kegiatan dihadiri oleh Perwakilan Camat Ibun, Lurah Dukuh, Kapolsek Ibun, pengurus MUI Dukuh, beberapa kepala Sekolah TK yang ada di wilayah Kecamatan Ibun, para bidan, kader dan lain sebagainya yang berjumlah kurang lebih 400 undangan. Yang bertidak sebagai Mubaligh ialah K.H Agus Sukmana. Setelah resmi dilaunchingkan, TK Islam Terpadu Embun Pagi mulai melakukan Penerimaan Calon Peserta Didik (PCPD), Tenaga Pendidik dan Kependidikan. Penerimaan Calon Peserta Didik memperhatikan beberapa dimensi, baik dimensi geografis, ideologis, psikologis, sosiologis dan dimensi lainnya. Kelengkapan administrasi seperti spanduk, brosur, form pendaftaran dan adm lainnya segera dibuatkan. Untuk Tenaga Pendidik dan Kependidikan dibuka seluas-luasnya kepada secara procedural. Siapa pun pendaftar, tentu harus mengikuti tahapan yang telah ditetapkan pengelola.
Tahapan ke-2 ialah segera mendirikan Yayasan sebagai Payung Hukum dari setiap kegiatan yang akan dilaksanakan. Iim Ibrohim segera berkomunikasi dengan notaris yang direkomendasikan H. Ujang. Setelah dilakukan komunikasi, untuk dapat berdirinya yayasan setidaknya dibutuhkan beberapa orang nama yang harus menempati posisi sebagai berikut;
- Pendiri
- Pembina
- Pengurus
- Ketua
- Sekretaris
- bendahara
- Pengawas
Untuk nama Yayasan pun harus terdiri dari tiga suku kata. Iim Ibrohim pun langsung memberikan dua usulan nama yayasan;
- Mutiara Embun Pagi
- Embun Pagi Madani
Haji Ujang menyerahkan sepenuhnya siapa saja orang yang harus menempati posisi yayasan dan nama dari yayasan itu sendiri kepada Iim Ibrohim. Apabila namanya dan juga nama istrinya dibutuhkan, boleh dimasukkan. Tetapi, apabila tidak diperlukan, tidak usah dimasukkan.
Atas izin dari bapak H. Ujang, Iim Ibrohim dipersilahkan mencari beberapa orang teman untuk direkrut melengkapi struktur yayasan. Syaratnya orang-orang tersebut benar-benar dipercaya dan bisa bekerjasama dengan Iim Ibrohim. Sebenarnya sangat banyak orang yang tertarik dan menyatakan kesediaannya untuk bergabung menjadi bagian dari yayasan, tetapi Iim Ibrohim tidak begitu saja mengakomodir. Hanya pemilik visi dan komitmen yang sama saja yang direkrut untuk sama-sama menyukseskan program yayasan.
Adalah Lalan Sahlani teman kuliah pada Program S3 PI yang diakomodir dan diajak bergabung. Setelah itu atas informasi dari Lalan Sahlani, Nurdin Qusyairi M.Si menyatakan diri siap bergabung. Setelah disampaikan tentang visi-misi Yayasan, Nurdin Qusyairi menyatakan komitmennya dan siap menempati posisi apapun yang ditetapkan.
Hari Jumat tanggal 12 Januari 2018, Iim Ibrohim dan lalan Sahlani bersama-sama menghadap notaris. Nama-nama yang akan menempati yayasan pun sudah disusun sedemikian rupa. Hanya setelah diberikan penjelasan lebih lanjut oleh Notaris, usulan dari nama-nama itu sepertinya harus dirombak lagi.
Hari Sabtu tanggal 20 Januari 2018, mulai pukul 20.00 -23.00 wib, Iim Ibrohim memperkenalkan kedua temannya itu (Lalan Sahlani dan Nurdin Qusyairi) kepada bapak H. Ujang dan istrinya. Pun malam itu disepakati, bahwa Yayasan harus benar-benar professional dan memberikan kemaslahatan kepada Ummat.
Akhirnya atas izin Allah, dari kesepakatan dan kesepahaman bahwa semuanya akan sama-sama berjuang mewujudkan sebuah yayasan, lahirlah Yayasan Mutiara Embun Pagi dengan ditandai oleh terbitnya SK pendirian yayasan dengan nomor, AHU 0003987-AH.01.04.th.2018. Semoga lembaga ini terus berkembang dan maju pesat dan memberikan manfaat seluas-luasnya bagi ummat. Aamin yaa robbal alamiin…
Editor: Diantika IE
….