Diantika IE Menjadi Pemateri Pelatihan Kepenulisan Guru TK
Diantika IE menjadi pemateri pelatihan kepenulisan bagi kepala dan guru TK secabang Ibun bertempat di TK IT Muttiara Embun Pagi baru-baru ini. Penulis perempuan yang sudah menghasilkan beberapa buku tersebut dipercaya oleh pengurus IGTKI cabang Ibun Kabupaten Bandung untuk menularkan keterampilannya dalam menulis kepada para kepala dan guru TK yang ada di bawah naunagan Ikatan Guru Taman Kanak-kanak Indonesia (IGTKI) cabang Ibun yang terdiri dari tiga kecamatan (kecamatan Ibun, Paseh, dan Solokan Jeruk).
Diantika IE merasa bangga karena berkesempatan memberikan materi di “rumah sendiri” karena saat ini Diantika IE merupakan Kepala TK IT Mutiara Embun pagi, dimana acara pelatihan kepenulsian diselenggarakan.
Saat ini, perempuan yang lebih akrab disapa Teh Dian ini pun masih aktif menjabat ketua Komunitas Penulis Kreatif (KPKers) Indonesia. Salah satu komunitas penulis terbesar yang ada di Indonesia, membawahi 28 cabang di Indonesia dan 7 cabang di Luar negeri. Masing-masing cabang aktif dan menjalankan program yang fokus pada bidang kepenulisan dalam rangka turut serta mengambil peran menumbuhkan kecintaan bangsa Indonesia terhadap dunia literasi.
Dalam acara pelatihan kepenulisan yang mengusung tema “Sehari Mahir Menulis” tersebut, Diantika memberikan motivasi kepada pada guru TK untuk mau memahami ilmu kepenulisan. Menurutnya, belajar tentang kepenulisan tidak harus orang yang bercita-cita menjadi seorang penulis. Karena semua orang harus bisa menulis. Menjadi selebgram sekalipun harus bisa menuliskan kata-kata menjadi kalimat yang benar dalam caption singkat gambar yang diuploadnya di media sosial. Tanpa menggunakan teknik dan ilmunya, menulis hanya akan menghasilkan kata-kata tanpa makna yang mendalam.
Diantika pun menyampaikan bahwa teknik menulis yang biasa digunakan oleh para penulis pemula dan penulis profesional sekalipun adalah teknik menulis free writing, mind maping dan ATM. Namun yang benar-benar dilatihkan kepada para peserta adalah teknik free writing. Dimana para peserta dituntut untuk menuliskan apapun yang ada di kepalanya dengan tanpa beban, tanpa mengedit, tanpa takut jika tulisannya salah dan tanpa arah. Yang penting adalah, menulis saja dulu. Setelah semuanya tumpah dalam tulisan, barulah penulis memperbaikinya dengan cara menyunting dan merevisi sampai menjadi tulisan yang benar-benar enak dibaca dan layak dipublikasikan.
Diikuti oleh sekitar 90 orang peserta, teknik free writing dipandang berhasil membangkitkan minat menulis para guru TK. Dengan diberikan gambar sebagai bahan ilustrasi di layar, para peserta ternyata mampu menuliskan gagsannya dalam kertas selama lima menit, empat menit dan latihan terakhir selama tiga menit.
Dalam waktu yang relatif singkat, ternyata mereka mampu menghasilkan tulisan yang cukup panjang. Banyak peserta yang merasa bahwa materi kepenulisan yang diberikan oleh kepala TK IT Mutiara Embun Pagi tersebut betul-betul mudah dipahami dan mampu memicu semangat untuk belajar menulis lebih serius lagi. Dari pelatihan tersebut diharapkan akan lahir puluhan tulisan yang nantinya bisa dijadikan buku karya pertama anggota IGTKI cabang Ibun.
Dalam waktu dekat, tidak menutup kemungkinan jika sekolah Mutiara Embun Pagi mengadakan pelatihan kembali dengan ruang lingkup yang lebih besar lagi. Selain ingin menebar manfaat dan kecintaan kepada literasi, hal ini dimaksudkan pula untuk mendongkrak semangat para guru yang berada di bawah naungan Yayasan Mutiara Embun Pagi agar lebih giat lagi menebar ilmu, menyampaikan informasi, mempertinggi kualitas diri dan menebar manfaat kebaikan melaui tulisan.
Semoga bermanfaat.