APA SIH YANG BISA DILAKUKAN ORANGTUA DI RUMAH UNTUK MEMBANTU GURU DI SEKOLAH?
Keluarga merupakan
rumah pertama yang menjadi pondasi penting dalam terbentuknya karakter anak. Menurut Helmawati (2020) anak mempejari sifat-sifat mulia, cara berinteraksi, berkomunikasi serta keterampilan dan keyakinan dari keluarga. Maka dari itu, keterlibatan orangtua dalam Pendidikan anak sangatlah penting karena anak memahami terkait tindakan yang sesuai dengan nilai-nilai kehidupannya itu pertama kali dari lingkungan keluarga.
Dalam hal ini, selain keluarga peran yang penting dalam mendidik dan membantu tumbuh kembang proses pendidikan anak adalah guru. Akan tetapi, guru dalam menjalankan tugasnya perlu bekerjasama dengan orangtua agar terciptanya pembelajaran yang berkesinambungan juga selaras antara belajar di sekolah dan di rumah. Maka pembiasaan di sekolah baiknya ditegaskan juga ketika di rumah.
Sebelum melanjutkan pembiasaan di sekolah, keterlibatan orangtua dalam membantu guru di sekolah adalah dengan membantu anak. Menurut Galih Sulistyaningra atau pemilik akun Instagram Galihtyanr, seorang guru juga content creator menyampaikan dalam kontennya bersama pemilik akun Instagram Annisast, bahwa ada 3 hal yang dapat orangtua lakukan bersama anak di rumah. Yang pertama, Bantu anak dengan memberikan kesempatan untuk menyelesaikan masalahnya sendiri. Ketika anak kesulitan membuka tutup botol minum, alih alih langsung membukakan tutup botolnya, kita bisa bertanya pada anak “apa yang bisa kamu lakukan agar botol ini lebih mudah untuk dibuka?” atau bisa juga dengan mendemontrasikan langsung cara membuka tutup botol, dan biarkan anak meniru, hal ini harus dilakukan secara konsisten agar anak paham bahwa hal ini dasar dan penting, juga agar anak terlatih dan mau mencoba mengeluarkan tenaganya untuk belajar membuka tutup botol. Lalu juga dalam hal pembagian kelompok di kelas. Ketika anak mendapatkan masalah berpisah dengan sahabatnya di kelo
mpok belajar, alih-alih orangtua meminta guru untuk memindahkan anaknya sesuai dengan yang anak harapkan, justru berikan anak kesempatan untuk berpikir “gimana caranya kelompok ini bisa lebih kompak” karena pada kenyataaanya ketika masuk dunia kerja, kita tidak bisa selalu bekerja dengan orang kita harapkan, bahkan bekerja dengan orang yang kita tidak suka.
Yang kedua, Bantu untuk meningkatkan rasa percaya diri anak, untuk tidak membantu tugasnya *apalagi bantu mengerjakan tugasnya. Beri anak rasa percaya diri bahwa dia bisa mengerjakan tugasnya sendiri dengan tidak membantu mengerjakan tugasnya tapi diberikan stimulus, dan cukup didamp
ingi saja. Jika anak tidak mengetahui atau tidak mengerti tugasnya, biarkan anak untuk tidak mengerjakan tugasnya agar secara tidak langsung dia dapat belajar terkait konsekuensi dan esoknya anak bisa berbicara dengan guru di sekolah dan menjadi perhatian lebih untuk guru juga anak menjadi lebih paham atas penjelasan tugas yang guru berikan.
Yang ketiga. Bantu membaca bersama anak. Hal ini menjadi sangat penting karena hal yang menjadi faktor pendukung pertama ketika anak memiliki hambatan dalam membaca itu adalah keterlibatan dan fasilitas yang dapat menunjang anak belajar baca. Alih-alih mengajarkan anak membaca denga dieja
, sekarang sudah banyak sekali buku belajar baca yang beragam dan bisa dipelajari di rumah. Jika anak sudah bisa membaca, orangtua dapat membaca bersama anak dalam buku yang sama dan diskusi isi bukunya dengan anak. Hal ini untuk memastikan kepemahaman anak untuk isi buku yang ia baca. Namun, isi buku nya harus tetap disesuaikan dengan kemampuan anak agar kosakata yang dipelajari anak dapat sesuai dengan usianya dan kemampuan anak dalam menyimak itu meningkat, karena menurut data Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Riset dan Teknologi (KEMENDIKBUDRIS
TEK) sebanyak 70% anak Indonesia hanya bisa membaca tetapi tidak memahami apa yang dibacanya.
Pembentukan karakter baik juga pembentukan kecerdasan anak bergantung seberapa berperan orangtua dan guru dalam membekali dan memfasilitasi Pendidikan anak. Maka dari itu, maksimalkan waktu dan peluang sebaik mungkin, agar anak bahagia dan siap mengarungi lautan kehidupan ini dengan semangat yang sebening embun pagi.
#MEP #orangtua #guru #galihtyanr
(Ditulis oleh Tsania Fadilah, S. Pd – Wali Kelas Tasamuh D)