Sekolah Mutiara Embun Pagi Bandung memang belum lama berdiri. Sepintas namanya terdengar begitu elok dan puitis. Memang, nama ini dibuat dengan penuh harapan dan cita-cita dari para pendirinya. Mutiara Embun Pagi adalah harapan dan mimpi, bahwa sekolah ini akan menjadi mutiara yang mencerahkan bagi lingkungan sekitar khususnya. Hingga suatu saat terlihat binar pancaran cahanyanya bukan hanya di kabupaten Bandung, tetapi di Jawa Barat seantero jagat.
Tetesan Embun pun diharkan menjadi penyejuk hati siapa saja yang pernah bersinggungan dengan sekolah Mutiara Embun Pagi. Baik para peserta didik, orangtua, atau siapa saja yang pernah berinteraksi langsung dengan lembaga ini. Tentunya semua usaha dilakukan agar cita-cita luhur yang mulia ini bisa dicapai.
Berdiri kokoh di atas tanah milik pribadi pendiri, Sekolah Mutiara Embun Pagi tidak serta merta menjadi bagus di tahun ke empat ini. Berkat kebaikan owner yang memiliki cita-cita luhur ingin beramal salih dalam bidang pendidikan, tidak tanggung-tanggung sang Owner memilihkan empat orang hebat yang betul-betul kompeten dan konsisten dalam mengembangkan bidang pendidikan. Siapa sajakah mereka? Mari kita kenali satu persatu.
Lelaki berperawakan tinggi yang diberikan amanah untuk menjadi ketua yayasan ini, kini sedang menempuh pendidikan program doktor yang sedikit lagi rampung. Sebentar lagi Sekolah Mutiara Embun Pagi akan dipimpin oleh seorang Doktor dari Study Pendidikan Islam. Tentunya akan sangat berpengaruh kepada perkembangan sekolah.
Iim Ibrohim adalah pemerhati pendidikan Islam. Ia pun merupakan seorang penulis yang tidak berhenti menuangkan ide dan gagasannya di berbagai media. Baik di media online ataupun di dalam buku-buku yang sudah diterbitkannya.
Pemiliki nama Pena Ibrohim El Hasbi ini memiliki cita-cita bahwa sekolah Mutiara Embun Pagi akan menjadi sekolah yang memberi pencerahan kepada masyarakat yang berperan membukakan mindset orang-orang bahwa pendidikan itu sangat penting bagi manusia untuk membangun bangsa.
Lalan Syahlani. M.Ag
Lelaki kelahiran 1983 ini memiliki segudang prestasi kerja di usianya yang masih relatif muda. Selain menjadi pimpinan di sebuah sekolah di Kabupaten Bandung tepatnya di daerah Bandung Timur, sebagai aktivis dalam organisasi terkemuka, ia pun diamanahi sebagai Ketua Program Study (Kaprodi) Pendidikan Agama Islam di kampus STAI Persis Bandung atau lebih dikenal dengan sebutan Staipi. Kini Lalan Syahlani sedang menempuh Program Doktor Pendidikan Islam di kampus UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
Masalah tertib admisnistrasi sekolah Lalan lah jagonya. Tidak heran, jika sekolah Mutiara Embun Pagi senantiasa berusaha untuk lebih tertib administrasi, dalam rangka membenahi segala perlengkapan dokumen yang ada di sekolah.
Lalang Syahlani, memiliki cita-cita luhur, jika sekolah Mutiara Embun Pagi menjadi seolah yang dijadikan contoh kelengkapan administrasi oleh sekolah yang lain. Semoga segera terlaksana ya…. Aamiin.
Benny Ahmad Baenury, S,Pd.
Lelaki yang lebih akrab diapnggil Pak Beni ini memiliki usia paling muda, kelahiran 1993. Namun jangan salah, masalah tertid keuangan, dan administrasi, lelaki yang satu ini memang jagonya. Paling tertib dan paling teliti tentunya. Kemampuannya mengelola keuangan, tidak diragukan lagi, karena ia sendiri merupakan seorang pengusaha yang memiliki latar belakang pendidikan. Jadi, klop sekali kan, pengelolaan keuangan pendidikan diawasi oleh ahlinya? So, masalah administrasi sekolah sebisa mungkin dilengkapi dan tetap diusahakan tertib deh, karena pengawas keuangannya saja seketat dan setertib pengusaha muda seperti Benny.
Nurdin Qusyaeri, M.Si.
Siapa yang tidak kenal dengan Nurdin Qusyaeri? Silakan cari namanya dan kenali siapakan ia sebenarnya. jika kita googling nama ini, akan banyak muncul di beranda google. Selain sebagai aktivis dan bergelut di bidang politik, ia merupakan seorang penulis dan ahli komiunikasi. Rasanya tepat sekali memang, karena di kampus yang sama dengan rekannya Lalan Syahlani, Nurdin Qusyaeri pun merupakan Kaprodi Komunikasi Penyiaran Islam di Kampus STAI Persis Bandung.
Dari pengurus yang satu ini, para guru dan staf mendapatkan pesan, agar semua bisa membranding diri untuk meningkatkan citra dan nama sekolah. Nurdin sendiri kini tercatat pula sebagai mahasiswa program doktor di UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
Melihat empat sosok pengurus yang luar biasa, tentunya tidak diragukan lagi jika sekolah Mutiara Embun Pagi akan selalu berproses menuju ke arah yang lebih baik. Walaupun segala usaha yang dilakukan tidak akan semulus yang dibayangkan, tetapi tentunya setiap titian tangga akan ditempuh dengan usaha bersama. Empat orang hebat inilah yang kemudian akan menjadi kekuatan bagi kepala sekolah, guru dan staf untuk mewujudkan cita-cita luhur pendiri yayasan.
Semoga Allah memberikan kemudahan. Aamin ya Allah ya Robbalalamin.
Ditulis oleh, Diantika IE (Penulis, pemerhati pendidikan, kepala sekolah Mutiara Embun Pagi Bandung)